Senin, 12 Maret 2012

Raja Banggai : Raja Awaluddin (1925-1940)



                                  Sumber : telukpalu.com

Kamis, 08 Maret 2012

Surya Esa bangun pabrik amoniak US$ 700 Juta di Luwuk-Banggai : Welcome to the most recommended city for SULTIM


PT Surya Esa Perkasa Tbk akan membangun pabrik amoniak dengan nilai investasi sekitar US$ 700 juta.  Pembangunan pabrik di Luwuk,  Sulawesi Tengah,  itu akan dilakukan melalui anak usaha perseroan,  yaitu PT Panca Amara Utama.  

Excutive Director Surya Esa Perkasa Vinod Laroya menjelaskan,  dana pembangunan pabrik itu berasal dari ekuitas dan pinjaman bank.   "Biasanya,  untuk proyek tersebut porsi ekuitas 25-30%,  sedangkan selebihnya berasal dari pinjaman bank," jelas dia.  

Dia menjelaskan perseroan mendapatkan komitmen pinjaman dari International Financial Corporation (IFC),  anak usaha Bank Dunia.  Namun,  ia enggan merinci besaran dana yang akan dikucurkan IFC.  "Kami masih mencari pinjaman lain,  baik bank domestik maupun luar negeri," kilah Vinod.  

Untuk mendanai proyek tersebut,  menurut dia,  perseroan membutuhkan pinjaman jangka panjang.  Sebab, pembangunan proyek itu memerlukan waktu lama,  mulai dari desain hingga engineering.    

Vinod menambahkan,  pembangunan pabrik tersebut akan dimulai pada akhir tahun ini dan diperkirakan membutuhkan waktu 33 bulan.   Pabrik itu akan memanfaatkan gas bumi dari wilayah kerja blok Senoro-Toili (Dongu-Senoro) di Sulawesi Tengah.    

Pembangunan pabrik tersebut merupakan strategi perusahaan untuk maju ke depan. Terlebih lagi,  lanjut dia,  peluang di industri amoniak sangat besar di Indonesia seiring dengan meningkatnya industri kimia tersebut.  "Amoniak merupakan bahan baku pupuk yang menjadi penunjang industri pangan nasional.   Setiap tahun, kebutuhan pupuk domestik mencapai 10 juta ton.  Amoniak juga digunakan sebagai bahan baku Amonium Nitrat yang tumbuh sejalan dengan perkembangan industri pertambangan Indonesia," ujar Vinod.    
Sumber : http://www.tender-indonesia.com

Selasa, 06 Maret 2012

Ditemukan Cadangan Gas Baru di LNG Donggi-Senoro, Luwuk-Banggai,Gas Donggi Senoro bertambah 25%-30%, Maret 2012 : Welcome to the most recommended CITY for SULTIM

SEMOGA BERMANFAAT SEBESAR-BESARNYA UNTUK KEMAKMURAN RAKYAT.
VIVA "BANGGAI TANO MANONDO" 


Harapan baru muncul dari lapangan gas Donggi Senoro. pasalnya, dari proyek gas di Luwuk, Sulawesi Tengah, itu ditemukan cadangan gas anyar sebesar 25%-30% dari cadangan gas yang ada sebelumnya.


"Cadangan ini mungkin untuk dikembangkan. Ada beberapa area yang masih bisa bertambah," ujar Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Evita Herawati Legowo.


Cadangan terbukti di Blok Matindok dan Senoro ini sebanyak 2,3 triliun kaki kubik (Tcf). Apabila beroperasi sesuai jadwal, Donggi Senoro akan menjadi kilang LNG keempat yang beroperasi setelah Arun, Bontang, dan Tangguh. Hitungnya, gas dari lapangan ini akan mulai dijual pada tahun 2013 dan akan berproduksi selama 15 tahun.


Saat ini, proses eksploitasi di ladang Senoro sudah dimulai. Investasi yang dibenamkan untuk fasilitas hulu du ladang Senoro diprediksikan sekitar US$ 800 juta dan investasi untuk fasilitas hulu Matindok sebesar US$ 790 juta. Sementara itu, fasilitas kilang yang akan dibangun PT Donggi Senoro LNG diperkirakan bakal mencapai US$ 2,1 miliar. Maka, total investasi untuk ladang Senoro sebesar US$ 3,69 miliar.


Konsorsium Donggi Senoro LNG terdiri atas Mitsubishi Corp dengan kepemilikan 51%, PT Pertamina (Persero) 29%, dan PT Medco Energi Internasional Tbk 20%. Pertamina dan Medco memasok gas ke kilang yang dibangun bersama dengan Mitsubshi.


Menurut Evita, negosiasi antara pembeli gas domestik dengan Pertamina dan Medco masih terus berlangsung hingga saat ini. Padahal, semula pemerintah menargetkan pada akhir 2009 sudah harus dimulai pada tahun 2010.


Sementara itu, Kepala BP Migas R. Priyono menyatakan bahwa kebijakan mengenai proyek gas Donggi Senoro berada di tangan pemerintah, dalam hal ini Ditjen Migas. Menurutnya, BP migas hanya bisa memberikan rekomendasi mengenai harga gas karena akan berpengaruh terhadap pengembangan gas. "BP Migas hanya memfasilitasi persoalan harga gas terkait dengan Donggi-Senoro," jelasnya.


Pupuk Sriwijaya, sebagai salah satu calon pembeli gas Donggi Senoro, tetap bersikeras untuk membeli gas dari Luwuk ini. Alasannya, pabrik pupuk tersebut masih membutuhkan gas. Bahkan, Direktur Utama Sriwijaya Dadang Heru Kodri menyatakan bakal menyiapkan pendanaannya (Sumber : http://www.tender-indonesia.com)