Selasa, 30 Juni 2009

LUWUK Pintu Masuk Wisman di Timur Sulawesi

Sebagai sesama anak daerah marilah kita bersama-sama membangun BABASAL menjadi lebih MAJU, SEJAHTERA dan paling penting AMAN-DAMAI untuk semua

Kota Luwuk yang merupakan ibu kota Kabupaten Banggai menjadi pintu masuk bagi wisatawan yang ingin mengunjungi sejumlah daerah tujuan wisata (DTW) di bagian timur Pulau Sulawesi.

"Wisatawan asing dari Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Manado, jika mengunjungi DTW di timur Sulawesi biasanya masuk melalui bandara di Luwuk," kata Himran, Kepala Bidang Destinasi pada Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banggai di Luwuk, Senin.

Menurut dia, para wisman tersebut seringkali memanfaatkan waktu singgah satu-dua hari di hotel-hotel yang ada di kota Luwuk, sebelum kemudian meneruskan perjalanan ke DTW Kepulauan Togean (di tengah Teluk Tomini) yang menyimpan terumbu karang menakjubkan, atau sebaliknya.

Para wisman itu juga seringkali mengunjungi Cagar Alam Morowali di Kabupaten Morowali, obyek wisata kebudayaan pada kerajaan tua di kota Banggai, Gua Liang di Pulau Peleng, dan Taman Laut Tolobundu di Kabupaten Banggai Kepulauan.

Namun, lanjut dia, cukup banyak di antara wisman tersebut memanfaatkan waktunya untuk melakukan diving di Pulau Lima yang ada pada bagian timur kota Luwuk serta melakukan olahraga "tracking" di pergunungan Salodik (sekitar 25-35 km timur laut Luwuk).

Himran mengatakan, umumnya para turis asing yang tiba di kota Luwuk memanfaatkan jalur penerbangan Jakarta-Luwuk, Surabaya-Luwuk, Makassar-Luwuk, dan Manado-Luwuk, menggunakan maskapai penerbangan Merpati Nusantara Airlines dan Batavia Air.

"Bandara Syukuran Amir" di pinggiran selatan kota Luwuk yang merupakan calon ibu kota Provinsi Sulawesi Timur itu, saat ini sudah melayani penerbangan untuk tujuh ibu kota provinsi, yaitu Palu, Jakarta, Surabaya, Makassar, Manado, Gorontalo, dan Ambon.

"Kami berharap dengan beroperasinya pesawat Batavia Air yang melayani rute penerbangan Luwuk-Makassar-Surabaya-Jakarta pp dan Luwuk-Manado pp, akan semakin mendorong peningkatan arus kunjungan wisatawan asing dan domestik di daerah ini," tuturnya.

Data Pemkab Banggai menyebutkan, jumlah wisatwan asing yang berkunjung di daerahnya dari tahun ke tahun terus meningkat, sekalipun angkanya masih sedikit. Sepanjang semester I tahun 2009, kedatangan wisatawan asing di daerah itu naik 70 persen jika dibandingkan keadaan yang sama tahun sebelumnya yang hanya 31 orang.

Umumnya mereka berasal dari Italia, Jerman, Belanda, Perancis, Inggris, dan Cina
(Sumber : antarasulsel.com)

Selasa, 23 Juni 2009

BATIK NAMBO ???

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kabupaten Banggai mulai mengembangkan tenun dan batik Nambo*. Saat ini Disperindag mendatangkan instruktur dari Dinas Perindustrian Provinsi Sulteng untuk membina para penenun di daerah itu. Saat ini usaha tenun dan batik Nambo sudah berhasil melakukan produksi.

Pengembangan usaha tenun ini juga sangat bergantung dengan modal usaha, terutama untuk mengadakan peralatan tenun. Karena itu, pada pembahasan anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan (APBD-P) tahun 2009 Disperindag akan mengusulkan alokasi anggaran pengadaan peralatan tenun dan cap. (Sumber : Radarsulteng)

*Harus dikonfirmasi lebih lanjut.

REALISASI PAJAK dan PAD Kab. Banggai

Realisasi anggaran pemerintah daerah kabupaten Banggai tahun 2008 mencapai Rp 605,1 miliar dari rencana hanya sebesar Rp 579,7 miliar atau 104,38 persen. Ini membuktikan, realisasi pendapatan daerah kabupaten Banggai melampaui target yang ditetapkan.

Yang menggembirakan adalah realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Banggai tahun 2008 mencapai Rp 23 miliar lebih dari target Rp 17,7 miliar atau 130 persen. Pendapatan transfer yang ditargetkan Rp Bupati Banggai Drs H Ma’mun Amir pada penyampaian laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) dan laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPj), Rabu (17/6) kemarin, mengatakan, keberhasilan yang sama juga diperperoleh dari lain-lain pendapatan yang sah.

Dari target sebesar Rp 3,3 miliar lain-lain pendapatan yang sah, pemerintah dapat merealisasikan sebesar Rp 13,3 miliar atau presentasi pencapaiannya sebesar 461,22 persen. Realisasi ini, membuktikan upaya, kerja keras dan komitmen semua pihak untuk membuahkan hasil yang menggembirakan. (Sumber : RadarSulteng)

Adipura 2009

Luwuk sebagai kota yang terkenal dengan semboyan Kota BerAIR (Bersih, Aman, Indah dan Rapih) harus semakin berbenah searah dan seturut dengan semboyannya itu setelah hasil penilaian piala Adipura 2009 telah diumumkan dan ternyata kota Luwuk tidak termasuk dalam kota yang mendapat penghargaan piala Adipura untuk kota kecil terbersih melainkan kota Donggala berhasil meraihnya.

Meskipun dalam penilaian tersebut untuk propinsi Sulteng, Kota Luwuk masih memiliki nilai yang relatif cukup baik dibanding Kota-kota lainnya (Selain Donggala).

Menurut PPLH regional Sulawesi-Maluku-Papua belum lama ini yaitu beberapa hal yang sangat menentukan untuk dinilai adalah daerah pasar, terminal, TPA, daerah wisata, perumahan, jalan, sekolah, pertokoan, rumah sakit, perkantoran, dan hutan atau taman kota. (Dari berbagai sumber)

Ayo Luwuk...Maju terus...Pantang Mundur...JANGAN PANTANG MAJU Dong !!!

Jumat, 19 Juni 2009

HASIL UAN SMU Banggai Kepulauan dan Banggai teratas di SULTENG

Ternyata kualitas pendidikan di Banggai-Banggai Kepulauan teratas dibanding daerah-daerah lain termasuk ibukota Palu, begitulah berita yang di sadur dari radarsulteng.com :

Hsil ujian nasional (unas) tingkat SMA/MA dan SMK akan diumumkan hari ini (Kamis, 18/6). Tahun ini (2009), tercatat sebanyak 6.865 atau 25,97 persen dari 26.433 siswa peserta ujian tidak lulus. Jumlah siswa sebanyak itu menyebar di setiap kabupaten dan kota se Sulteng.

Dari data Dinas Pendidikan (Disdik) Daerah Sulteng yang diolah Radar Sulteng memperlihatkan, Kabupaten Buol sebagai kabupaten paling ujung utara di Sulteng, paling jeblok tingkat kelulusannya dan berada di urutan ke 10 dari 10 kabupaten dan kota di Sulteng.

Di kabupaten yang dipimpin Amran Batalipu itu, lebih dari separoh siswanya tidak lulus. Dari 1.266 siswa, sebanyak 672 atau 53.08 persen siswanya tidak lulus.

Sementara Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), menorehkan sejarah baru. Kabupaten yang dipimpin Irianto Malinggong itu, hanya 164 siswanya yang tidak lulus atau 10.56 persen dari 1.553 peserta ujian. Dengan kata lain, 89,44 siswa di Bangkep lulus. Berdasarkan rangking, kabupaten tersebut berada di urutan pertama.

Sementara kota Palu, sebagai ibukota Sulteng, prestasinya tidak terlalu bagus tahun ini. Palu hanya berada di rangking empat di bawah Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Banggai (selengkapnya lihat grafis).

Dari jumlah siswa yang tidak lulus, terdapat 11 sekolah SMA/MA yang siswanya tidak lulus 100 persen di tiap program IPS dan IPA. Untuk program IPS, yaitu MAS Tarbiyatunnasyin N W Pasir, MA DDI Bangkir, M At Thoyyibah Binangga, MA Nurul Falah Kawatuna, MAS Uswatun Hasanah Modo, SMAN 1 Bukal.

Sementara untuk program IPA yaitu MA Al Ikhlas Pamona Selatan, SMAN 1 Biau, MA Alkhairaat Ampana, SMAN 1 Bukal dan SMA Swadaya Palu.

Hasil unas tahun ini menjadi bahan evaluasi bagi jajaran dinas pendidikan kabupaten dan provinsi.

Hasil unas Provinsi Sulteng dipaparkan panitia unas provinsi di ruang Kepala Disdik Daerah Sulteng H Abubakar Almahdali SE, kemarin (17/6). Hadir pada pemaparan itu seluruh kepala dinas pendidikan kabupaten dan kota se Sulteng serta Rektor Untad Drs H Sahabuddin Mustapa MS.

Melihat hasil yang dicapai pada unas tahun ini, Sahabuddin mengatakan, merupakan upaya maksimal yang telah dilakukan. ‘’Inilah hasil dari upaya yang maksimal. Tidak perlu kita saling menyalahkan. Saya berharap hasil ini menjadi bahan evaluasi semua pihak terkait,’’ katanya.

Sementara Abubakar Almahdali mengklaim, hasil unas Sulteng tahun ini masih lebih baik dibanding tahun lalu. Tahun lalu, dari jumlah siswa 21.087, sebanyak 5.518 siswa atau 26,16 persen siswa di Sulteng tidak lulus. Atau tahun ini kelulusan meningkat 0,19 persen. Abubakar mengatakan, tingkat persentase kelulusan di setiap mata pelajaran mengalami peningkatan.

Selain itu, tingginya kelulusan tahun ini karena standar nilai soal tahun ini yang meningkat. Diketahui bahwa, standar nilai kelulusan tahun ini naik dari 5,25 menjadi 5,50 untuk SMA dan 7,00 untuk SMK. Peserta unas dinyatakan lulus jika memenuhi standar nilai rata-rata minimal 5,50 untuk semua mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya.

Disamping itu juga mata pelajaran yang diujikan bertambah tiga dari umumnya Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Ekonomi untuk IPS ditambah Matematika, Sosiologi dan Geografi. Begitu pula berlaku di program IPA dan Bahasa. Yang membanggakan, kata Abubakar, banyak siswa di Sulteng yang memperoleh angka sembilan.

Dia juga mengatakan, dengan hasil unas tahun ini setidaknya bisa memberikan gambaran kalau sebaran pendidikan di Sulteng sudah cukup merata. “Itu dilihat dari jumlah kelulusan siswa di Banggai Kepulauan yang cukup tinggi,” ujar Abubakar pada konferensi pers kemarin di ruangannya.

Hasil unas kali ini juga berbeda dengan tahun lalu. Untuk Madarasah Aliyah ditambah program Agama selain tiga program lazimnya yaitu IPS, Bahasa dan IPA. Hanya dua kabupaten yang tercatat madrasah aliyahnya menyertakan program agama, yaitu Kabupaten Banggai dan Morowali.

Hasil unas tahun ini juga membawa kegembiraan bagi sejumlah sekolah dan siswanya. Lima besar sekolah yang mencatat prestasi luar biasa untuk nilai paling tinggi jumlah nilainya. Untuk SMA/MA program bahasa diborong kota Palu dan Kabupaten Banggai yaitu SMA Bala Keselamatan Palu, MA Alkhairaat, MAN Model Palu, SMA 3 Palu dan SMA 1 Banggai.

Sementara program IPS SMA/ MA, dipegang SMA GKLB Luwuk, MA Nurul Iman Kolak (Bangkep), MAS Darul Ulum Toili, dan SMA YPLP PGRI Gumbasa Palu. Program IPA, SMA Karunadipa berada di urutan pertama siswanya dari 149 sekolah, menyusul SMA GKLB Luwuk, SMA Madani Palu, SMA 1 Palu dan SMA 1 Luwuk. Sementara untuk SMK, sekolah yang paling tinggi nilai kelulusannya ialah SMKP KSM Banggai, SMK Swakarya Tolitoli, SMK 2 Tolitoli, SMK 2 Bungku Barat Morowali dan SMK Bina Potensi Palu.

Sedangkan siswa yang memperoleh nilai paling tinggi yaitu Litna Dikamawo Tobondo dari SMA Bala Keselamatan Palu untuk program Bahasa, Sheren dari SMA Karunadipa Palu (IPA), Ekawati Sulaiman dari SMA 1 Tolitoli (IPS).

Sementara untuk MA dipegang Ragwan dari MA Alkhairaat Palu (Bahasa), Ahmad Reza dari MAN 1 Palu (IPA), Ali Usman dari MAN Tolitoli (IPS). Sementara untuk program Agama dipegang Kisman dari MAS Alkhairaat Luwuk.

Sementara untuk SMK, siswa yang paling tinggi nilainya dari ribuan SMK se Sulteng ialah atas nama Ronny Yohanes Masinambouw dari SMK 2 Palu. (Sumber Radarsulteng.com)

Selasa, 09 Juni 2009

Dua Kecamatan di Kabupaten Morowali meminta untuk berpisah dari kabupaten tersebut.

Semoga semua bisa diselesaikan dengan aman, damai dan sesuai dengan ketentuan, peraturan dan undang-undang yang berlaku (TIDAK bertentangan dengan HUKUM).

Dua Kecamatan di Kabupaten Morowali meminta untuk berpisah dari kabupaten tersebut. Dua kecamatan itu yakni Kecamatan Bungku Utara dan Kecamatan Mamosalato. Masyarakat di dua kecamatan ingin menggabungkan diri ke Kabupaten Banggai.

Ada dua alasan yang mendasari sehingga dua kecamatan itu ingin bergabung ke Kabupaten Banggai yakni akses ke Luwuk, ibukota Kabupaten Banggai lebih mudah daripada ke ibukota Kabupaten Morowali di Bungku. Alasan lainnya adalah saat ini masyarakat Bungku Utara maupun Mamosalato banyak bergantung pada Kabupaten Banggai.

Tokoh pemuda Bungku Utara Hi Silahuddin Karim kepada Radar Sulteng di Palu kemarin (7/4) mengatakan, secara de facto dan de jure dua kecamatan itu memang berada di wilayah Kabupaten Morowali. Tapi ketergantungan masyarakat di dua kecamatan itu lebih ke Luwuk daripada ke Morowali.

Demikian halnya dengan produk dan hasil bumi di dua kecamatan itu lebih banyak dijual ke Luwuk. Selain jaraknya dekat, masyarakat mengaku senang bisa menjalankan aktivitas dagang di Luwuk. Bukan itu saja, tidak sedikit masyarakat Bungku Utara memilih mengenyam pendidikan di kota berjuluk kota Air tersebut. “Kalau perjalanan ke Luwuk, hanya butuh waktu sekitar tiga jam lewat akses laut sudah sampai. Kalau ke Morowali biasanya butuh satu malam,’’ kata Hi Aco, sapaan akrabnya.

Untuk memantapkan rencana pemisahan, dalam waktu dekat masyarakat Bungku Utara dan Mamosalato akan menggelar deklarasi. Deklarasi dianggap sebagai bentuk keseriusan masyarakat di dua kecamatan untuk segera memisahkan diri dari Morowali. Dalam acara itu nanti, akan diundang pihak legislatif maupun eksekutif baik dari Kabupaten Morowali maupun dari Kabupaten Banggai. “Kami juga meminta agar aspirasi kami bisa dihargai oleh Pemkab Morowali sebagai bentuk demokrasi,’’ tandasnya.(Sumber : Radarsulteng.com-Morokoa.com)

Senin, 08 Juni 2009

PKT berencana membangun Pabrik Pupuk di Luwuk-Banggai

Ditengah krisis pasokan gas untuk BUMN pupuk, PT Pupuk Kaltim (PKT), rencananya akan berinvestasi di lapangan gas Luwuk, Sulawesi Tengah untuk membangun pabrik pengolahan amoniak senilai lebih dari 250 juta dolar AS.Investasi pabrik baru di Luwuk ini didasarkan pada perkiraan harga gas dari wilayah tersebut akan lebih murah dari yang ada saat ini, dengan cadangan gas cukup besar yaitu sekitar 1,7 TSCF (Trillion Standard Cubic Feet). Pengembangan pabrik amoniak di provinsi Sulawesi Tengah itu, sangat diperlukan PKT untuk meningkatkan ekspor dan nilai tambah bagi pendapatan perseroan., sekaligus akan menjadi pabrik pupuk Kaltim. (Sumber : PKT)

Red : Penulis memiliki pengalaman bekerja di lingkungan PKT Bontang dalam pembangunan Pabrik Ammonium Nitrate.

Ditemukan BUAYA MUARA di Samako-Bualemo, Luwuk-Banggai

Buaya muara atau buaya bekatak (Crocodylus porosus) adalah sejenis buaya yang terutama hidup di sungai-sungai dan di laut dekat muara. Daerah penyebarannya dapat ditemukan di seluruh perairan Indonesia. Moncong spesies ini cukup lebar dan tidak punya sisik lebar pada tengkuknya.

Buaya muara mampu melompat keluar dari air untuk menyerang mangsanya. Bahkan bilamana kedalaman air melebihi panjang tubuhnya, buaya muara mampu melompat serta menerkam secara vertikal mencapai ketinggian yang sama dengan panjang tubuhnya. Buaya muara menyukai air payau/asin, oleh sebab itu pula bangsa Australia menamakannya saltwater crocodile (buaya air asin).Selain terbesar dan terpanjang, Buaya Muara terkenal juga sebagai Jenis buaya terganas di dunia (Sumber:WIKIPEDIA).